Terapi Lepas Pocong dan ciri-ciri orang yang sudah di pocong

Terapi lepas pocong adalah salah satu terapi penting yang harus di lakukan jika seseorang sudah di pocong oleh dukun santet (Baca: SANTET adalah). Semua bisa di santet dan bisa di pocong, tanpa terkecuali. Tapi orang yang rajin ibadah dan selalu berdoa memohon perlindungan pada Allah akan membuat santet yang di kirim padanya tidak bekerja.

Lepas Pocong adalah proses pelepasan ikatan yang di lakukan oleh dukun santet pada korbannya. Tidak semua orang kena santet dipocong oleh dukun, tapi kebanyakan kalau orang kena biasanya juga di pocong. Orang yang sudah di pocong, biasanya sangat sukar di sembuhkan kalau tidak dilepas dulu ikatan pocongnya.

Oleh karena itu, langkah paling penting untuk mengobati dan menyembuhkan orang yang sudah di pocong adalah dengan melakukan terapi / ritual lepas pocong. Jarang ada orang yang bisa, mau dan sanggup melakukan terapi lepas pocong, karena resikonya sangat besar. Hanya orang yang memiliki kemampuan tinggi saja yang sanggup melakukannya. Dan satu-satunya orang yang terkenal dan mau mengobati koran santet dengan terapi lepas pocong adalah ibu Ningsih Tinampi.( baca: Siapa Ningsih Tinampi?)



Resiko yang di ambil dan di tanggung oleh bu Ningsih Tinampi ketika melakukan ritual lepas pocong sangatlah besar. Resiko yang paling pasti adalah biasanya begitu pocong seorang korban santet dilepas maka setan atau dukun yang berada di tubuhnya tidak akan terima. Lalu mereka akan menyerang bu Ningsih dan keluarga dengan membabi buta karena dianggap telah menghancurkan pekerjaannya

Resiko yang paling besar dan kemungkinan bisa terjadi adalah sukma bu Ning yang terlepas ketika melakukan ritual lepas pocong tertangkap dukun santet yang bersangkutan. Kalau sampai itu terjadi, entah apa yang akan di alami oleh bu Ningsih. Karena itu, untuk melakukan ritual Lepas pocong bu Ningsih membutuhkan tameng diri yang sangat kuat yang salah satunya di peroleh dari doa-doa keselamatan yang khususkan untuk beliau.

Proses terapi atau Ritual Lepas Pocong

Ketika seseorang kena santet, maka dukun santet telah mengambil 1 sukma orang itu untuk di ikatkan pada boneka santet yang akan di gunakan untuk menyiksanya. Ketika seseorang kena santet dan dipocong, maka sukma yang di ambil adalah 2. Satu untuk di ikat di boneka, satu lagi untuk diikat bersama setan, lalu di pocong dan di kubur.

Menyembuhkan korban santet biasa, cukup di lakukan dengan mengambil sukma yang ada di boneka dan mengeluarkaan semua setan yang ada di tuuh koran. Tapi untuk meyembuhkan korban santet yang di pocong maka yang harus di lakukan adalah mengambil sukma yang di boneka dan sukma yang di kubur. Proses pengambilan sukma itu dilakukan oleh bu Ning dengan cara melepas sukmanya sendiri. Oleh karena itu, pada saat melakukan terapi lepas pocong, suasana harus tenang dan khusyuk. Agar bu Ning bisa fokus dan bisa menguasai keadaan. Sedikit saja gangguan akan membuat ritual atau terapi terganggu.

Adapun langkah-langkah proses lepas pocong adalah sebagai berikut:

  1. Bu Ning akan menanyakan nama orang yang akan dilepas pocongnya dan meminta dia agar berdoa dalam hati menurut agamanya masing-masing sampai proses lepas pocong selesai.
  2. Bu Ning akan menyuruh pasien untuk memejamkan mata dengan tangan bersendekap di dada.
  3. Bu Ning mulai mengambili kapas gaib yang menempel di tubuh pasien, meluruskan tangan pasien
  4. Lalu Bu Ning membuka ikatan pocong gaib yang mengikat pasien dan membuka kain kafan gaibnya.
  5. Tangan pasien di luruskan ke atas, lalu bu ning menindih kain kafan gaib yang terbuka dikedua sisi tubuh pasien.
  6. Setelah bu Ning siap, Asisten akan menarik tubuh pasien dari arah kaki agar kafan gaib terlepas.
  7. Pasien di duduk kan, di terapi sebentar lalu disuruh membuka mata.

Proses terapi lepas pocong kelihatannya hanya sepele, tapi sebenarnya sangat rumit dan penuh resiko. Taruhannya adalah nyawa bu Ning. Kalau sudah berurusan dengan nyawa, maka biaya lepas pocong yang 5,55 juta rupiah itu tak ada apa-apanya.

Ciri-ciri orang kena Pocong


  1. Pikiran Galau, 
  2. Suka melamun, 
  3. Suka menyendiri, 
  4. Sering ketakutan, 
  5. Tidak percaya diri, 
  6. Emosi tidak stabil, suka marah-marah,
  7. Kalau beribadah suka lupa dan banyak gangguannya,
  8. Kalau sakit tidak sembuh-sembuh meski sudah erobat kemana-mana.